Jumat, 14 Oktober 2011

Pemukim Yahudi Serang Sekolah, Anak Palestina Belajar di Pinggir Jalan

Jumat, 14/10/2011 16:10 WIB
Sekelompok pemukim Yahudi kembali menyerang warga Palestina. Kali ini target serangan mereka adalah para siswa siswi sekolah Qurtuba di Hebron.
Selama tiga hari belakangan ini, para guru dan siswa sekolah itu tidak bisa datang ke sekolah karena dihalang-halangi oleh para pemukim Yahudi. Pemukim Yahudi itu melempari guru dan siswa di sekolah itu dengan batu dan botol-botol kosong.
"Sekelompok pemukim Yahudi menyerang sekolah dan melempari kami dengan batu dan botol-botol kosong. Saya melawan dan berusaha mengusir pemukim Yahudi itu dari sekolah, tapi mereka malah memukuli saya," kata Mohammad Rashid Zlum, penjaga sekolah Qurtuba.
Para guru memutuskan untuk tetap melakukan kegiatan belajar mengajar di pinggir jalan raya, tak jauh dari lokasi sekolah mereka. Menurut Ibtisam Al-Jundi--direktur sekolah--tentara-tentara zionis sengaja menghalang-halangi siswa sekolah dan mahasiswa yang akan pergi ke sekolah atau ke kampusnya, dengan alasan tak seorang pun warga yang dizinkan memasuki wilayah Israel tanpa melalui pemeriksaan lengkap dengan menggunakan perangkat elektronik di pintu gerbang Daboya.
Al-Jundi mengatakan, sekolahnya menolak kebijakan militer Israel itu dan guru-guru akhirnya membuka sekolah darurat di pinggir jalan, tepat di depan pos pemeriksaan Jalan Syuhada di pusat kota Hebron.
Koresponden kantor berita WAFA di Hebron melaporkan, pasukan zionis di kota itu juga menghalang-halangi wartawan yang akan meliput beritanya, dengan melarang para jurnalis mendekat ke Jalan Syuhada. Selain wartawan, sejumlah pasukan dari Temporary International Presence Delegation hanya bisa mengawasi tindak tanduk tentara zionis dari sisi jalan. (aisyah/im)

Minggu, 09 Oktober 2011

Penuh Pelecehan dan Kekerasan, Cara Zionis Perlakukan Tahanan Perempuan Palestina
2 October 2011, 06:25.
JAKARTA, Sabtu (sahabatalaqsha.com): Tentara-tentara Zionis dalam 12 jip militer mengepung rumah Hana’ Shalabi pukul 1.30 dini hari pada 14 September 2009. Penuh makian dan ancaman, tentara Zionis menangkap Hana’ dengan borgol secara paksa.
Ketika ayah Hana’ (63 tahun) berupaya melindungi anaknya, dadanya didorong dengan senjata oleh tentara Zionis. Dalam kondisi menegangkan seperti itu, ibu Hana’ pun pingsan.
Abaya Tersingkap, Dilecehkan
Hana’ dibawa ke Pusat Detensi Salem dengan jip militer. Saat perjalanan, abaya Hana’ tersingkap. Karena tangan Hana’ terborgol dan sulit membenarkan posisi abayanya, tentara Zionis malah mengambil foto Hana’ dan melecehkan keadaannya.
Di penjara, Hana’ ditempatkan di kamar tanpa jendela berukuran 6 meter persegi. Setiap hari Hana’ melalui interogasi berjam-jam penuh pelecehan seksual dan kekerasan fisik, sebagaimana dikatakan pengacara Hana’, Safa Abdo.
Ditampar, Dipukuli, dan Diikat
Suatu kali, salah satu penginterogasi merendahkan Hana’ dengan memanggilnya “Habibti” yang berarti “Sayang”. Hana’ membentak petugas Zionis tersebut. Penginterogasi itu malah menampar dan memukuli Hana’. Setelah itu, Hana’ diikat di tempat tidur dan difoto dalam kondisi seperti itu.
Situs berita Addameer menyatakan bahwa perilaku melecehkan seperti ini banyak dilakukan Zionis terhadap tahanan perempuan Palestina. Baik dengan kata-kata vulgar maupun pelecehan seksual secara fisik.
Masa Tahanan Diperpanjang Tanpa Sebab
Otoritas penjajah “Israel” memperpanjang masa penahanan administratif Hana’ al-Shalabi (28 tahun), asal Jenin, selama tiga bulan berturut-turut untuk keenam kalinya.
Sumber dari keluarga Shalabi menjelaskan kepada Palestine Information Center bahwa bagian administrasi penjara Sharon memberikan putusan perintah penahanan hanya tiga hari sebelum masa penahanan awal berakhir.
Tanpa Proses Hukum
Penjajah Zionis menangkap Shalabi karena dituduh berafiliasi dengan gerakan jihad islam. Shalabi ditempatkan dalam penahanan administratif selama enam bulan tanpa melalui proses hukum.
Masa tahanan Shalabi diperbarui terus menerus secara otomatis tanpa adanya alasan logis. Dalam waktu yang cukup lama ia juga dilarang menerima kunjungan dari keluarga.
Keluarga Pejuang
Hana’ Shalabi berasal dari Desa Burqin, sebelah barat kota Jenin. Keluarganya dikenal sebagai keluarga pejuang yang berani menentang kebiadaban Zionis. Saudara perempuan Hana’ lebih dahulu ditangkap saat peristiwa Intifada pertama, sesaat setelah menikam tentara Zionis.
Hana’ al-Shalabi merupakan saudara perempuan dari Samer Shalabi yang syahid akibat bentrokan bersenjata dengan tentara Zionis. Sementara itu, saudara laki-lakinya telah berkali-kali ditahan oleh penjajah Zionis. (ADM/Sahabat Al-Aqsha)