Penuh Pelecehan dan Kekerasan, Cara Zionis Perlakukan Tahanan Perempuan Palestina
2 October 2011, 06:25.
JAKARTA, Sabtu (sahabatalaqsha.com): Tentara-tentara Zionis dalam 12 jip militer mengepung rumah Hana’ Shalabi pukul 1.30 dini hari pada 14 September 2009. Penuh makian dan ancaman, tentara Zionis menangkap Hana’ dengan borgol secara paksa.Ketika ayah Hana’ (63 tahun) berupaya melindungi anaknya, dadanya didorong dengan senjata oleh tentara Zionis. Dalam kondisi menegangkan seperti itu, ibu Hana’ pun pingsan.
Abaya Tersingkap, Dilecehkan
Hana’ dibawa ke Pusat Detensi Salem dengan jip militer. Saat perjalanan, abaya Hana’ tersingkap. Karena tangan Hana’ terborgol dan sulit membenarkan posisi abayanya, tentara Zionis malah mengambil foto Hana’ dan melecehkan keadaannya.
Di penjara, Hana’ ditempatkan di kamar tanpa jendela berukuran 6 meter persegi. Setiap hari Hana’ melalui interogasi berjam-jam penuh pelecehan seksual dan kekerasan fisik, sebagaimana dikatakan pengacara Hana’, Safa Abdo.
Ditampar, Dipukuli, dan Diikat
Suatu kali, salah satu penginterogasi merendahkan Hana’ dengan memanggilnya “Habibti” yang berarti “Sayang”. Hana’ membentak petugas Zionis tersebut. Penginterogasi itu malah menampar dan memukuli Hana’. Setelah itu, Hana’ diikat di tempat tidur dan difoto dalam kondisi seperti itu.
Situs berita Addameer menyatakan bahwa perilaku melecehkan seperti ini banyak dilakukan Zionis terhadap tahanan perempuan Palestina. Baik dengan kata-kata vulgar maupun pelecehan seksual secara fisik.
Masa Tahanan Diperpanjang Tanpa Sebab
Otoritas penjajah “Israel” memperpanjang masa penahanan administratif Hana’ al-Shalabi (28 tahun), asal Jenin, selama tiga bulan berturut-turut untuk keenam kalinya.
Sumber dari keluarga Shalabi menjelaskan kepada Palestine Information Center bahwa bagian administrasi penjara Sharon memberikan putusan perintah penahanan hanya tiga hari sebelum masa penahanan awal berakhir.
Tanpa Proses Hukum
Penjajah Zionis menangkap Shalabi karena dituduh berafiliasi dengan gerakan jihad islam. Shalabi ditempatkan dalam penahanan administratif selama enam bulan tanpa melalui proses hukum.
Masa tahanan Shalabi diperbarui terus menerus secara otomatis tanpa adanya alasan logis. Dalam waktu yang cukup lama ia juga dilarang menerima kunjungan dari keluarga.
Keluarga Pejuang
Hana’ Shalabi berasal dari Desa Burqin, sebelah barat kota Jenin. Keluarganya dikenal sebagai keluarga pejuang yang berani menentang kebiadaban Zionis. Saudara perempuan Hana’ lebih dahulu ditangkap saat peristiwa Intifada pertama, sesaat setelah menikam tentara Zionis.
Hana’ al-Shalabi merupakan saudara perempuan dari Samer Shalabi yang syahid akibat bentrokan bersenjata dengan tentara Zionis. Sementara itu, saudara laki-lakinya telah berkali-kali ditahan oleh penjajah Zionis. (ADM/Sahabat Al-Aqsha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar